Kamis, 02 September 2010

Tranportasi MBD 1 (Transportasi Laut MBD)

Tranportasi MBD 1

Kapal – kapal yang sering melayani penumpang ke dan dari Maluku Barat Daya kurang lebih 2 – 3 Kapal Perintis dan 1 Kapal Pangrango.
Kapal Pangrango menampung 500 penumpang, 400 di kelas ekonomi yang disebut dan sisanya di kelas pertama dan kedua.  Ini adalah jumlah tampungan resmi, tetapi biasanya setiap kali keberangkatan maupun kedatangan ke daearah – daerah Maluku Barat Daya muatan yang ada sangat berlebihan, karena orang-orang banyak terdapat penumpang di setiap lorong dan gang – gang jalan di atas kapal  dan lebih  tampaknya seperti transportasi kapal pengungsi. Kapal ini memiliki panjang 74 meter dan 15,2 meter lebar dan bobot mati 400 ton (DWT = bobot mati Tonase) memiliki 42 kru.
Di Ambon, kapal ini mengangkut biasanya sekitar 45.000 liter solar dipompa dan slurps kapal adalah 376 liter per jam pada dua mesin 8-silinder dari merek Krupp. Kapal ini berlayar setiap 14 hari sekali rute Ambon - Geser - Bula, yang merupakan dua pulau di Seram selatan, kemudian kembali ke Ambon kemudian Saumlaki, Tepa, Leti, Kisar, Ilwaki sebagai titik akhir dan Kupang..
Ini semua adalah pulau yang sangat terpencil di tenggara ekstrim Indonesia dengan beberapa penduduk, puluhan ribu, jelas sangat berbeda dari Jawa yang padat. Para awak kapal sebagian besar Jawa, dengan beberapa anak Ambon. Kapal ini adalah kapal pemerintah dari PT. Pelni disewa untuk transportasi yang lebih baik untuk beberapa pulau-pulau terpencil
Kapal ini adalah kapal penumpang sedangkan  "transportasi Kapal Perintis biasanya lebih sulit" karena kapal ini merupakan kapal barang yang disewa oleh pemerintah untuk mengangkut penumpang dengan ukuran yang tidak seberapa tentunya menjadi kendala karena kondisi perairan maluku yang cukup ganas ombaknya, Kapal perintis biasanya mengangkut penumpang dengan mendapatkan subsidi/disubsidi pemerintah. Ke depan banyak masyarakat MBD memerlukan transportasi laut yang lebih layak dengan ukuran yang lebih besar agar nantinya penumpang – penumpang kapal bisa mendapat tempat yang layak di atas kapal saat melakukan perjalanan, kapal – kapal yang ada juga biasanya mengangkut berbagai barang kebutuhan pokok dari kota Ambon maupun Kota Kupang.
Tingginya biaya bongkar muat, perjalan serta biaya bagasi merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan sangat mahalnya barang kebutuhan pokok masyarakat, menurut beberapa sumber yang ada harga beras yang di Kupang maupun Ambon yang Rp. 5000 setelah sampai di Maluku Barat Daya Harganya bisa menjadi Rp. 12.000 s/d Rp.15.000, jika hal ini tidak mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat akan menjadi bencana bagi masyarakat kecil yang dengan penghasilan tidak seberapa harus membiayai kebutuhan pokoknya, kebutuhan kesehatan, pendidikan dan lain – lain. 
Kata beberapa orang Maluku Barat Daya apakah benar – benar kita telah merdeka karena ketika mereka pergi ke daerah lain sangatlah maju dalam dunia transportasi sampai macet malahan karena saking banyaknya moda transportasi yang tersedia, tetapi transportasi laut yang sangat menjadi urat nadi daerah kepulauan terpencil malah kurang begitu mendapat perhatian yang lebih layak.
Begitu banyak hasil laut, darat, hutan serta tambang pada daerah Maluku Barat Daya yang telah dikelola dan telah mendatangkan begitu banyak keuntungan entah bagi siapa, serta buat siapa itulah yang sering di katakan oleh begitu banyak masyarakat  Maluku Barat Daya, Semoga Tete Maniez selalu mendengarkan keluhan dari basodara di MBD.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar