TRANSPORTASI MBD 2 (UDARA)

TRANSPORTASI UDARA
Lapter John Bakker Pulau Kisar Maluku Barat Daya selama ini hanya didarati pesawat Merpati jenis Cassa 212 dengan kapasitas maksimal 18 penumpang, ini merupakan satu - satunya pesawat yang dipergunakan untuk melayani Masyarakat Maluku Barat Daya
Pesawat Merpati kecil dengan kapasitas tempat duduk sekitar 18 orang ini ini dianggap layanan transportasi perintis oleh Merpati tidak maksimal lagi, karena pesawat yang tersedia sangat terbatas dan tidak berimbang dengan rute penerbangan perintis yang harus diterbangi, karena bukan hanya melayani Kabupaten Maluku Barat Daya tetapi juga Beberapa Kabupaten seperti Buru, dan Kepulauan Aru sehingga jalur penerbangan Ambon Kisar 2 x seminggu dan Kupang – Kisar 1 x seminggu.
Pada tahun 2009, mulai dilakukan perpanjangan landasan yang awalnya 300 m menjadi 1800 m pada landasan John Bakker Pulau Kisar yang diharapkan nantinya bisa didarati oleh pesawat pesawat Wings jenis ATR 42 dengan kapasitas 40-an tempat duduk.
Sarana infrastruktur dasar seperti penyiapan fasilitas Bandar udara dibutuhkan peran serta pemerintah maupun swasta dalam memperlancar arus transportasi udara di daerah Maluku Barat Daya ini sangat dibutuhkan.
Pesawat Casaa MNA selama ini dari Ambon membutuhkan waktu satu jam 45 menit untuk Ke Kisar dengan biaya transportasi Rp370,000 setiap hari Senin dan Jumat sedangkan dari Kota Kupang awalnya tanpa singgah di Bandar Udara Halilulik Atambua hanya membutuhkan waktu 50 menit dengan harga tiket pesawat yang sangat mahal Rp. 975.000 hal ini sebenarnya perlu mendapatkan perhatian Pemda karena salah satu akses terdekat masyarakat MBD adalah Kota Kupang sebelum terjadinya Refendum di Timor Leste Kota Dili adalah yang terdekat dengan wilayah Maluku Barat Daya terutama pulau Wetar dan Kisar, karena Kota Kupang sangat dekat dengan Kota Ambon perlunya penyamaan harga tiket akan lebih dan sangat membantu masyarakat Maluku Barat Daya.
Pesawat yang ada ini memang cukup membantu membuka keterisolasian terlupakan Kabupaten Maluku Barat Daya, semoga Pemerintah Daerah dan pusat terus mengembangkan sarana (kapal yang memadai serta pesawat) maupun prasana transportasi di daerah ini baik dermaga (pelabuhan laut) maupun bandar udara di setiap pulau agar hubungan dan koordinasi serta pengawasan pemerintah setempat terhadap masyarakat dan inverstor yang mengelola barang tambang serta hasil laut, hasil hutan dapat berjalan dengan baik karena tanpa control dan pengawasan yang tepat hanya akan menimbun / menumpuk masalah lebih besar nantinya baik limbah berbahaya hasil tambang maupun illegal loging keluar negeri mengingat sangat dekatnya daerah ini dengan daerah Timor Leste dan Australia.

View all

Get your own